Review Buku: Sabtu Bersama Bapak - Aditya Mulya
10.08.00
Judul : Sabtu Bersama Bapak
Penulis : Aditya Mulya
Penerbit : Gagas Media
Terbit : Juni, 2014
Tebal : 227 halaman
ISBN : 979-780-721-5
- Video mulai berputar-
"Hai Satya! Hai Cakra!" sang Bapak melambaikan tangan.
"Ini Bapak.
Bapak cuma pindah ke tempat yang lain. Gak sakit.
Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra.
...
Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian.
Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian.
Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian.
Ingin tetap dapat menagajarkan kalian.
Bapak sudah siapkan.
Ketika kalian punya pertanyaan, kalian tidak pernah bingung ke mana harus mencari jawaban.
"I don't let death take these, away from us.
"I don't give death, a chance
Bapak ada di sini. Di samping kalian.
Bapak sayang kalian."
-
Ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan....., tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.
Review:
Satya tumbuh menjadi bapak dan suami yang temperamen dan suka marah-marah. Untungnya ia memiliki Rissa, istri yang cantik dan sabar, meski tidak jago masak. Namun, keinginannya untuk membuat suaminya bahagia sangat tulus. Cakra tumbuh menjadi pemuda sukses tapi kesulitan mendapatkan jodoh. Saat ada yang suka, dia gak suka. Saat ada yang dia sukai, orangnya sudah suka sama orang lain. Nah, video-video rekaman Bapak itulah yang akhirnya membantu Satya dan Cakra sehingga akhirnya mereka menjadi laki-laki yang lebih baik lagi.
Yaaa, Cakra suka sekali diolok-olok karyawannya karena kebetahannya menjomblo selama 30 tahun lamanya dan membuat ibunya Itje Garnida mencarikan pelabuhan hati anaknya, namun Cakra menolak, sebelum akhirnya bertemu dengan Ayu. Tugas ibu selesai sesuai janjinya kepada bapak, akan mengantarkan anak-anaknya dewasa nanti. Pesan dari sang bapak yang berkesan ketika anak-anaknya akan menikah.
Sepanjang membaca saya sempat iri dengan tokoh Ayu dan Rissa. Dicintai oleh laki-laki seperti Cakra dan Satya. Bahkan ketika Cakra patah hati karena Ayu saya sempat bergumam "PILIH SAYA AJA BANG PILIH SAYAAA" :""""""))))))))))))
Terlepas dari kelebihan buku ini, ada juga kekurangannya.
Banyak yang berkomentar, kisah ini seperti kisah Katrina Hobbs di inggris dan Erin Kramp di US, dua orang ibu yg sekarat karena kanker dan mengabadikan dirinya melalui videotape untuk mengajarkan putrinya tentang hal-hal dalam hidup. Buku ini diterbitkan tahun 2014 sementara kisah dua ibu itu di tahun 2011.................
Lalu, saya bingung ketika adegan Ibu Itje kekeuh mengenalkan Retna kepada Cakra, padahal Cakra telah menyukai Ayu. Ibu Itje meminta foto Ayu lalu tanggapan Ibu Itje "Ini mah masih cantikan Retna kang". Dan part yang kesekian, Ayu itu adalah Retna. Yaaa, Retna adalah nama kecil Ayu. Lalu kalau orangnya sama, lantas kenapa Ibu Itje masih berkata "Cantikan Retna kang.............." (Hmmm) Ini adegan yang membuat saya bertanya-tanya.
Ketiga, masih adanya beberapa typo dalam penulisannya. Dan semoga di cetakan yang selanjutnya bisa teratasi.
Keempat, saya dari awal sudah mengatakan novel/buku ini jauh dari harapan saya. Mengapa? Yaaa karena konflik di novel ini datar-datar saja, kurang greget hehehe.
Kelima, ada kritikan dari Deni Oktora di sini:
Sabtu bersama bapak adalah buku kedua dari Aditya Mulya yang pernah saya baca. Pertama terbit tahun 2014 saya tak tergugah untuk membelinya. Baru tahun ini, ketika heboh novelnya akan difilmkan barulah saya tergugah untuk membacanya. Alhasil, saya mendapatkan novel ini dengan cover buku filmnya. Dan yaa, saya berterimakasih kepada pacar saya yang telah membelikan novel ini. Pertama kali membaca, saya sangat berekspetasi tinggi terhadap buku ini. Review dari orang-orang bahwa buku ini overrated. Dan ya memang overrated. Hingga saat ini, sudah mencapai cetakan ke dua puluh satu. Dari halaman pertama, sang penulis menuliskan dengan gaya-gaya yang serius. Dimulai dengan sang ayah Gunawan Garnida- pria berusia 38 tahun yang sedang membuat videorecorder dengan sang istri Itje Garnida ditujukan kepada anak-anak mereka Cakra Garnida dan Satya Garnida. Ayahnya memiliki kanker dan tahu umurnya tidak akan lama, semua pesan-pesan hidupnya disampaikan dalam sebuah video dan diputarkan sang ibu ke anak laki-laki setiap hari Sabtu. Seperti dengan judulnya 'Sabtu Bersama Bapak'
Well, aku menikmati semua jalan cerita dalam buku ini. Makin kehalaman-halaman selanjutnya, penulis memberikan gaya penulisan yang lebih menaik. Ringan, penuh komedi, serius, dan penuh bermakna. Yap! itulah kelebihan buku ini menurut saya. Jujur saya ketawa ketika membaca sebuah adegan Cakra dengan para karyawannya, 9 pertanyaan di halaman 14, doa pak udztad dan masih banyak lagi. Ketika melihat trailer filmnya ada adegan ini yang saya terkekeh melihatnya:
"Pagi, Pak Cakra
Pagi, Wati
Udah sarapan, Pak?
Udah, Wati
Udah punya pacar, Pak?
Diam kamu, Wati"
"Pagi, Pak
Pagi, Firman
Pak mau ngingetin dua hal aja, Bapak ada induksi untuk pukul 9 nanti di ruang meeting
Oh, iya. Thanks. Satu lagi apa?
Mau ngingetin aja, Bapak masih jomblo
Enyah, kamu"
"HATINYA ! HATINYA!
JEROAN DIJUAL MURAH!
HATINYA, BU! HATI JOMBLO BU, LIHAT INI BANYAK BEKAS LUKANYA
HIDUPNYA BERAT INI, BU!
"HATINYA ! HATINYA!
JEROAN DIJUAL MURAH!
HATINYA, BU! HATI JOMBLO BU, LIHAT INI BANYAK BEKAS LUKANYA
HIDUPNYA BERAT INI, BU!
Yaaa, Cakra suka sekali diolok-olok karyawannya karena kebetahannya menjomblo selama 30 tahun lamanya dan membuat ibunya Itje Garnida mencarikan pelabuhan hati anaknya, namun Cakra menolak, sebelum akhirnya bertemu dengan Ayu. Tugas ibu selesai sesuai janjinya kepada bapak, akan mengantarkan anak-anaknya dewasa nanti. Pesan dari sang bapak yang berkesan ketika anak-anaknya akan menikah.
"Ini adalah video terakhir Bapak.
Tugas Bapak membimbing kalian, selesai di sini.
Terima kasih sudah membahagiakan Bapak.
Untuk terakhir kalinya, Bapak ucapkan, Bapak sayang kalian."
Terlepas dari adegan buku, novel ini memberikan pesan-pesan bagi manusia yang ingin mencari pendamping hidup, bang Adhit berhasil menjejalkan nilai-nilai dan pesan moral bagi pembacanya. Hal yang paling saya suka adalah pembahasan mengenai anak sulung. Untuk anak sulung, tadinya berfikir kalau kelak saya punya anak, saya akan mendidik anak saya seperti orangtua saya mendidik saya, yaitu membuat anak berpikir bahwa anak sulung itu harus jadi panutan. Namun, bang Adhit mengubahnya dengan pesan "Menjadi panutan bukan tugas anak sulung kepada adik-adiknya. Menjadi panutan adalah tugas orangtua untuk semua anak" dan yaaa, saya setuju dengan kata-kata ini. Lalu, ada pendapat dari bang Adhit tentang IPK yang kebanyakan orang bilang dianggap tidak lebih penting daripada softkill. Bang Adhit menjelaskannya dengan pesan-pesan dalam video bapak, "Mereka mengatakan dari membangun karier adalah perilaku kita. Kemampuan kita berbicara, berinteraksi, blablabla.Mereka benar semua ini tidak ada sekolahnya. Tapi yang mereka salah adalah bilang prestasi akademis itu tidak penting. Attitude baik kalian tidak akan terlihat olwh perusahaan karena mereka sudah akan membuang lamaran kerja kalian jika prestasi kalian buruk. Prestasi akademis yang baik bukan segalanya. Tapi memang membukakan lebih banyak pintu, untuk memperlihatkan kualitas kita yang lain" Saya setujuu dengan ini....
Sepanjang membaca saya sempat iri dengan tokoh Ayu dan Rissa. Dicintai oleh laki-laki seperti Cakra dan Satya. Bahkan ketika Cakra patah hati karena Ayu saya sempat bergumam "PILIH SAYA AJA BANG PILIH SAYAAA" :""""""))))))))))))
Terlepas dari kelebihan buku ini, ada juga kekurangannya.
Banyak yang berkomentar, kisah ini seperti kisah Katrina Hobbs di inggris dan Erin Kramp di US, dua orang ibu yg sekarat karena kanker dan mengabadikan dirinya melalui videotape untuk mengajarkan putrinya tentang hal-hal dalam hidup. Buku ini diterbitkan tahun 2014 sementara kisah dua ibu itu di tahun 2011.................
Lalu, saya bingung ketika adegan Ibu Itje kekeuh mengenalkan Retna kepada Cakra, padahal Cakra telah menyukai Ayu. Ibu Itje meminta foto Ayu lalu tanggapan Ibu Itje "Ini mah masih cantikan Retna kang". Dan part yang kesekian, Ayu itu adalah Retna. Yaaa, Retna adalah nama kecil Ayu. Lalu kalau orangnya sama, lantas kenapa Ibu Itje masih berkata "Cantikan Retna kang.............." (Hmmm) Ini adegan yang membuat saya bertanya-tanya.
Ketiga, masih adanya beberapa typo dalam penulisannya. Dan semoga di cetakan yang selanjutnya bisa teratasi.
Keempat, saya dari awal sudah mengatakan novel/buku ini jauh dari harapan saya. Mengapa? Yaaa karena konflik di novel ini datar-datar saja, kurang greget hehehe.
Kelima, ada kritikan dari Deni Oktora di sini:
Nah lucunya adalah disini. Bagaimana bisa pak Gunawan memberikan contoh mengenai steve jobs dan ipod pada tahun 1992 sementara Jobs baru menciptakan iPod seri pertama pada tahun 2000.
However, buku ini patut diberi bintang 4 dari saya. Kisah yang sangat inspiratif untuk membangun sebuah keluarga dan nasihat-nasihat kehidupan. Cocok untuk suami istri dalam menghadapi kehidupan pernikahan mereka, untuk ayah dan ibu karena ada tips parenting dan pemenuhan nafkah keluarga, dan tentunya untuk para manusia dalam usia menikah tapi belum juga dapet pasangan. Apa aja yang perlu kamu perhatikan dalam memilih pendamping hidup tersedia dalam buku ini. Direkomendasikan kepada yang ingin membaca :)
Bonus quotes:
"Planning is everything. Kewajiban suami adalah siap lahir dan batin. Ketika Bapak menikah tanpa persiapan lahir yang matang, itu artinya batin Bapak juga belum matang. Belum siap mentalnya. Karena Bapak belum dewasa untuk mikir apa arti dari 'siap melindungi'. Wujud kesiapan dari siap melindungi adalah, punya atap yang melindungi ibu kamu dari panas, hujan, dan bahaya. Gak perlu megah. Gak perlu kaya. Ngontrak pun jadi. Yang jelas, ada atap untuk melindunginya dan Bapak bayar dari kantong sendiri. Itu, wujud dari melindungi"
"Kalian masih kelas 2 SMA, kalian punya waktu untuk banyak hal. Asah soft kill kalian. Belajar juga demi akhlak yang baik. Kembangkan bakat kalian, apa pun itu. Luangkan waktu untuk semua itu. Tapi satu aja, jangan lupa sama tiketnya (( ijazah ))"
"Ada orang yang merugikan orang lain. Ada orang yang merugikan keluarga yang menyayangi mereka. Ada orang yang hanya merugikan diri sendiri. Ada orang yang berguna untuk diri sendiri. Ada orang yang berhasil menjadi berguna untuk keluarganya. Terakhir adalah orang-orang yang berguna bagi orang lain"
"Menjadi panutan bukan tugas anak sulung kepada adik-adiknya. Menjadi panutan adalah tugas orangtua untuk semua anak"
"Akan ada masanya semua orang tidak akan membiarkan kalian menang. Jadi, kalian harus pintar. Kalian harus kuat. Kalian harus bisa berdiri dan menang dengan kaki-kaki sendiri"
"Mengejar mimpi itu butuh untuk dimulai sedini mungkin. Karena ada banyak sekali hal-hal yang menentukan dan membatasi pilihan ke sana. Bayangkan ingin jadi apa kalian dua puluh tahun dari sekarang. Bermimpi setinggi mungkin, dengan merencanakannya dengan baik. Dengan syarat, kalian rajin dan tidak menyerah. Tapi mimpi tanpa rencana dan action hanya akan membuat anak istri kalian lapar"
0 komentar