Review Buku: Edisi Hantu Tak Kasat Mata ( Peter ) - Risa Saraswati

16.25.00


Judul      : Peter
Penulis   : Risa Saraswati
Penerbit  : Bukune
Terbit     : Cetakan keempat, April 2017
Tebal     : 176 halaman
ISBN     :  978-602-220-188-5

Blurb:
Apa kau tahu kalau ada juga hantu yang menyebalkan?
Ada, namanya Peter Van Gils !
Anak hantu keturunan bangsawan Belanda itu paling bisa membuatku gemas, kesal, marah, bahkan terkadang takut.

Tidak hanya manusia, empat sahabat gaibku yang lain juga sering kewalahan menghadapi tangan jahat dan sifat 'sok benar'-nya. Namun, suatu malam........ ku dapati dia murung dan sedih.

"dia rindu mamanya, Risa.........." Begitulah cerita yang kudengar.

Saat itu aku baru sadar, Peter sebenarnya begitu rapuh.
Kehidupan di dunia dan kematian yang membuatnya seperti ini. Dibawa jauh dari negerinya, lalu kehilangan ayah yang diidolakan dan ibu yang sangat dicintainya.

Kini, dia mengizinkanku membagi kisah hidupnya dan mengenal dunia Peter lebih dalam..........


--------------------------------

Review:

Dulu sebelum aku memutuskan untuk membeli novel ini, sempat ramai diperbincangkan di timeline twitter 2016-an tentang Risa Saraswati. Tulisan-tulisannya yang terkenal waktu itu adalah tentang Danur yang sekarang tela berhasil di filmkan. Risa sendiri adalah anak indigo, kemampuannya untuk bersahabat dengan hantu-hantu tak kasat mata membuat saya tertarik untuk membaca karya-karyanya. . Hingga saya tertarik untuk membaca kisah kelima sahabatnya secara beruntun mulai dari Peter.

Berbicara mengenai Peter, saya tidak menyangka jalan hidupnya seperti ini.
Dahulu, saya sempat berpikir bagaimana menjadi seorang anak Belanda di tengah-tengah bangsa kita sendiri sebagai Inlander.

"aku rindu mamaku Risa...."

.....

Peter Van Gils menurut Risa adalah anak yang paling nakal dan menyebalkan. Meski jadi hantu pun dia suka memerintah semua orang tak peduli dia hantu atau manusia seperti Risa.

Membaca kisah Peter setebal 176 halaman ini bisa diselesaikan dalam satu hari. Paling tidak seenggaknya butuh 4 jam berturu-turut. Dan........... saya menyelesaikan kisah Peter ini di tengah malem. Sambil membacanya, saya merasa seperti ada yang menemaniku saat itu. Hiiiii.......

Oke next, dalam kisah Peter di buku ini dibuat Risa dengan seapik mungkin. Pembaca diajak turut serta mengalami dan membayangkan kisah keluarga Peter Van Gils. Bhasa yang ringan membuat pembaca lebih mudah untuk memahaminya.

Meski Peter adalah anak yang usil dan jahil, ada satu titik dimana ia lemah terhadap sesuatu. Yaitu mengenai mamanya. Pernah suatu hari keadaan yang sedang asyik saling tertawa satu sama lain menjadi hening seketika dan Peter memberikan ekspresi tak menyenangkan kepada Risa. Peter bahkan pergi menyendiri dan balik hingga kondisinya benar-benar stabil.

"Begitulah dia, tak ada yang bisa berhasil menutup mulut jahatnya. Kecuali satu, membicarakan tentang sang mama......................."


Peter adalah salah satu anak Belanda yang lahir di Hindia Belanda ( Indonesia ) dan hidup di Jawa Barat, Peter mengatakan bukan Bandung, namun sebuah kota kecil di Jawa Barat. Hingga sekarang ia tak mau menyebutnya dimana. Dia merupakan anak tunggal dari pasangan Albertus van Gils dan Beatrice Van Gils. Berada di Hindia Belanda pada tahun 1935-an membuat Peter hanya bisa bermain bersama pengasuh, para jongos, atau sesekali berkebun dengan ibunya. Perlakuan ayah dan ibunya berbeda kepada Peter. Peter lebih dekat terhadap Ibunya Beatrice. Sedangkan ayahnya Albert merasa geram terhadap Peter. Ayah peter membuat jarak dengan para Inlander yang membuat Peter waktu itu kesulitan untuk bersekolah, meski pada akhirnya ayahnya menjadi luluh.


Sebagai anak yang tmperamen, Peter tidak suka apabila dirinya dijelek-jelekkan oleh orang lain apalagi mengenai ukuran tubuhnya yang cenderung tidak sesuai dengan umurnya. Banyak kejadian-kejadian dalam hidup Peter yang karena ulahnya sendiri dia tidak bisa bersekolah dan belajar. Ayahnya Albert sangat menginginkan Peter fasih berbahasa Neterland dan meningkatkan kecintaannya terhadap daerah asalnya.


Namun ada satu guru yang berhasil membuat Peter betah dan mau belajar. Guru itu bernama Nafiah. Tak lama sejak Nafiah berada di sana, hiruk pikuk kota Bandung akan kedatangan bangsa Nippon terjadi. Tak terkecuali keluarga Van Gils pun juga panik terhadap isu kekejaman bangsa Nippon. Meskipun mereka pada awalnya menganggap itu hanya mitos namun pada akhirnya mereka benar-benar berada di Bandung.


kematian Peter sempat dibilang tragis. Hingga akhir kematiannya, ia masih belum bertemu dengan mamanya dan sampai sekarang tetap menunggu mamanya datang untuk datang menjemputnya.


"Selamanya, aku akan menunggu Mama datang menjemputku."

Entah kapan kesempatan itu tiba, tapi hingga kini Peter begitu yakin akan bertemu dengan mamanya yang tak kunjung datang.

--end--

Dari kisah hidup Peter ini banyak memberikan arti kehidupan bagi pembacanya. Overall, Saya salut atas gaya penulisan Risa yang membuat pembacanya tidak mudah bosan dan ingin membaca kisah hidup 4 sahabatnya yang lain. Dan untuk buku Peter ini saya memberikan bintang 4/5 dan termasuk ke dalam list buku favorit. Kisah Hendrick, Hans, dan William sudah saya baca semuanya dan akan membuat reviewnya segera mungkin. Untuk Janshen saya masih menunggu PO dari sarasvfamily datang yeayyy! rencananya akhir Juli nanti bakalan rilis.


Saya berharap para pembaca juga dapat mengikuti kisah Peter ini^^


Salam
Hafni Iva Nuryana
Lots of Love





You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images